Jumat, 16 Desember 2011

hordeolum

mungkin di masyarakat kata hordeolum belum biasa di dengar, padahal penyakit hordeolum sudah sering terjadi di kalangan masyarakat kita. Hampir setiap orang mengenal bintitan atau timbilen yang dalam bahasa medis disebut Hordeolum. Di kalangan masyarakat kita sering beredar mitos yang menyebutkan bahwa orang yang bintitan atau timbilen disebabkan karena punya kebiasaan mengintip. Padahal, para ahli medis mengatakan bahwa hal itu tidak benar. Yang benar, bintitan atau timbilen itu di sebabkan kurangnya kebersihan mata.

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.

Berdasarkan tempatnya, hordeolum terbagi menjadi 2 jenis :
  1. Hordeolum interna, terjadi pada kelenjar Meibom. Pada hordeolum interna ini benjolan mengarah ke konjungtiva (selaput kelopak mata bagian dalam).
  2. Hordeolum eksterna, terjadi pada kelenjar Zeis dan kelenjar Moll. Benjolan nampak dari luar pada kulit kelopak mata bagian luar (palpebra).
G E J A L A
Tanda-tanda hordeolum sangat mudah dikenali, yakni nampak adanya benjolan pada kelopak mata bagian atas atau bawah, berwarna kemerahan. Adakalanya  nampak bintik berwarna keputihan atau kekuningan disertai dengan pembengkakan kelopak mata.
Pada hordeolum interna, benjolan akan nampak lebih jelas dengan membuka kelopak mata.
Keluhan yang kerap dirasakan oleh penderita hordeolum diantaranya rasa mengganjal pada kelopak mata, nyeri takan dan makin nyeri saat menunduk. Kadang mata berair dan peka terhadap sinar.
Hordeolum dapat membentuk abses di kelopak mata dan pecah dengan mengeluarkan nanah.
PENGOBATAN
Pada umumnya hordeolum dapat sembuh sendiri (self-limited) dalam 1-2 minggu. Namun tak jarang memerlukan pengobatan secara khusus, obat topikal (salep atau tetes mata antibiotik) maupun kombinasi dengan obat antibiotika oral (diminum).
Urutan penatalaksanaan hordeolum adalah sebagai berikut:
  • Kompres hangat selama sekitar 10-15 menit, 4 kali sehari.
  • Antibiotik topikal (salep, tetes mata), misalnya: Gentamycin, Neomycin, Polimyxin B, Chloramphenicol, Dibekacin, Fucidic acid, dan lain-lain. Obat topikal digunakan selama 7-10 hari, sesuai anjuran dokter, terutama pada fase peradangan.
  • Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin, Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. Antibiotik oral digunakan jika hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan antibiotika topikal. Obat ini diberikan selama 7-10 hari. Penggunaan dan pemilihan jenis antibiotika oral hanya atas rekomendasi dokter berdasarkan hasil pemeriksaan.
Adapun dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.
Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri, misalnya: asetaminofen, asam mefenamat, ibuprofen, dan sejenisnya.
ANJURAN UNTUK PENDERITA
  • Hindari mengucek-ucek atau menekan hordeolum.
  • Jangan memencet hordeolum. Biarkan hordeolum pecah dengan sendirinya, kemudian bersihkan dengan kasa steril ketika keluar nanah atau cairan dari hordeolum.
  • Tutup mata pada saat membersihkan hordeolum.
  • Untuk sementara hentikan pemakaian make-up pada mata.
  • Lepaskan lensa kontak (contact lenses) selama masa pengobatan.
Kapan dilakukan insisi ?
Dianjurkan insisi (penyayatan) dan drainase pada hordeolum, apabila:
  • Hordeolum tidak menunjukkan perbaikan dengan obat-obat antibiotika topikal dan antibiotika oral dalam 2-4 minggu.
  • Hordeolum yang sudah besar atau sudah menunjukkan fase abses.
Setelah insisi dianjurkan kontrol dalam seminggu atau lebih untuk penyembuhan luka insisi agar benar-benar sembuh sempurna.
PENCEGAHAN
  • Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar hordeolum tidak mudah berulang.
  • Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak.
  • Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.
  • Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.
PENGOBATAN TRADISIONAL
Hordeolum (timbilen) memang mengganggu. Belum lagi rasanya yang gatal, perih, dan mengganjal kelopak mata. Risih bukan?
Nah, bagi Anda yang menderita timbilen tidak perlu khawatir. Karena, bawang putih dapat menjadi solusi tepat untuk mengatasinya.
Umbi lapis ini mengandung beberapa kandungan alami yang terkandung dalam tiap-tiap getahnya. Kandungan tersebut berupa minyak atsiri, alildisulfida, dialildisulfida, alisin, aliin, enzim alinasa, triglikosida, vitamin A, vitamin B, dan hormon kelamin.
Perlu diketahui, bawang putih memiliki sifat khas yang menghangatkan, tajam tetapi halus. Bagian yang digunakan untuk mengobati mata timbilan adalah umbi lapisnya. Bahan yang digunakan sangat simple, yaitu cukup menyediakan sebutir bawang putih yang sudah dicuci bersih dan dikupas.
Kemudian, potong bagian ujungnya agar dapat memoles bagian mata yang timbilan dengan mudah. Poles timbil dengan irisan bawang secara perlahan-lahan dan searah.
Pada bagian ini perlu kehati-hatian, karena salah-salah bisa mengenai mata. Lakukan berulang-ulang pada pagi dan sore hari, sampai timbil mengempis. Mulailah menjaga kesehatan, karena sehat mahal harganya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar