Sabtu, 09 Maret 2013

Bayangan terindah di sudut mata

di sekian banyak waktu yang mempertemukan kita, hanya belaian lembut angin yang mengantarkan perasaanku ke tatapa matamu yang tak pernah melintasiku, seakan dekat tatapan itu untukku namun jauh dari sudut matamu yang begitu tajam menembus sedalam perasaan ini, seakan ingin terbebas namun terperangkap dalam tatapan tajam membelai lembut perasaan yang terurai bersama hembusan angin. Entah sampai kapan senyum itu hanya tertangkap dari sudut mata, aku ingin bebas melihat senyum manis itu, tatapan mata tajam namun lembut tanpa harus mengintai dari sudut mata ini


seakan ingin mengejar bayangmu, menangkap ilusi di tengah fatamorgana yg tak kunjung usai, lelah merasuk seiring ku ikuti langkahmu, namun yang tertangkap hanya bayangan gelap yang tak terjangkau, perlahan bayangan yg selama ini ku ikuti membentuk menjadi dua ilusi yg nyata, nyata dihadapan seakan tak sanggup tuk melihatnya terlalu silau oleh tawa hangatmu untuknyaa, kenapa harus dia yg tak pernah mengikuti langkahmu, haruskah langkahku terhenti di sini, menunggu bayanganmu kembali, atau bahkan memang harus berhenti melepas bayangmu dari sudut mataku.